KAB BANDUNG,||KONTENJABAR.COM – Gedung Toha Bupati Bandung Dr HM Dadang Supriatna S.Ip.MSi menerima Audiensi para pedagang yang tergabung dalam Forum Peduli Pedagang Pasar Banjaran, di Gedung Moh.Toha, Soreang, Selasa (20/6/2023).

Pada kesempatan itu Bupati Bandung mengajak seluruh pedagang pasar Banjaran untuk mendukung program revitalisasi Pasar Banjaran yang sudah sangat mendesak dan sudah masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bandung.
Menurutnya, revitalisasi Pasar Banjaran sebenernya sudah direncanakan sejak lama, namun terus tertunda-tunda karena adanya pro dan kontra.
Bupati Bandung menjelaskan, dalam audiensi tersebut terungkap antara lain keinginan mayoritas atau 90 persen para pedagang yang ingin pembangunan Pasar Sehat Banjaran segera dilaksanakan.
“Yang kedua, dalam audiensi juga para pedagang ingin segera adanya penggabungan antara pedagang pro dan yang kontra, sehingga kita sama-sama saling mendukung untuk segera membangun Pasar Sehat Banjaran,” sambung bupati seusai audiensi.
Ketiga, soal relokasi pedagang ke Tempat Penampungan Berdagang Sementara (TPBS). Dadang Supriatna menyebut dari total 1.600-an pedagang Pasar Banjaran dan pedagang kaki lima, yang sudah menempati TPBS sekitar 1.448 pedagang.
“Tentu kami juga sangat menghargai bagi para pedagang yang hingga saat ini masih belum menerima dilaksanakannya pembangunan pasar. Sedang diupayakan langkah-langkah persuasif dan sedang dimediasi dengan cara komunikasi yang baik,” ungkap Kang DS, sapaan Dadang Supriatna.
Ia menandaskan Pemerintah Kabupaten Bandung akan hadir di tengah-tengah para pedagang pasar dengan cara yang adil.
“Insyaallah kita akan upayakan semaksimal mungkin. Mudah-mudahan apa yang menjadi harapan para pedagang pasar yang hari ini datang beraudiensi, bisa bisa segera terwujud,” ucap Dadang Supriatna
Pada kesempatan audiensi itu Bupati Dadang Supriatna juga memaparkan manfaat dibangunnya Pasar Sehat Banjaran kepada para pedagang pasar.
Antara lain meningkatkan aksesibilitas, karena engan merevitalisasi pasar tradisioal menjadi pasar modern, pemerintah berupaya untuk meningkatkan aksesibilitas masyarakat terhadap berbagai produk dan layanan.
“Pasar modern biasanya menawarkan fasilitas yang lebih baik, seperti fasilitas parkir, aksesibilitas bagi penyandang disabilitas, dan sistem pembayaran yang lebih efisien. Hal ini memudahkan masyarakat untuk mendapatkan barang dan jasa yang mereka butuhkan,” jelas Dadang Supriatna.
Kedua, dari segi peningkatan kualitas produk. Menurutnya, pasar modern sering kali menawarkan produk dengan standar kualitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan pasar tradisional.
“Dengan merevitalisasi pasar, pemerintah berharap dapat mendorong peningkatan kualitas produk yang ditawarkan kepada masyarakat. Hal ini tidak hanya memberikan kepuasan konsumen yang lebih baik, tetapi juga dapat membantu pelaku usaha lokal untuk bersaing dengan produk impor,” papar Dadang Supriatna.
Manfaat ketiga yaitu adanya peningkatan pendapatan pelaku usaha atau para pedagang. Menurut Dadang Supriatna, pasar modern dapat memberikan peluang bisnis yang lebih baik bagi para pelaku usaha. Dengan fasilitas dan infrastruktur yang ditingkatkan, kata Dadang Supriatna, pasar modern cenderung menarik lebih banyak pengunjung, baik dari segi jumlah maupun profil konsumen.
“Hal ini tentunya dapat membantu meningkatkan pendapatan pelaku usaha dan pada akhirnya memberikan dampak positif bagi kesejahteraan mereka,” jelasnya.
Peningkatan kesejahteraan masyarakat meruapakan salah satu tujuan utama revitalisasi pasar menjadi pasar modern. Dengan meningkatkan aksesibilitas, kualitas produk, dan pendapatan pelaku usaha, diharapkan dapat tercipta ekosistem ekonomi yang lebih baik.
“Ini bisa berdampak positif pada penciptaan lapangan kerja, peningkatan pendapatan masyarakat, dan kesejahteraan secara umum,” kata Dadang Supriatna.
“Hal ini dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian lokal dan mendorong pertumbuhan pariwisata di daerah tersebut,” Papar Bupati
Reporter : Gugum GW
Editor : Kurniawan